Mudah saja nasehat diberikan pada orang yang membutuhkan. Bibir bergerak dengan senandung suara suci kalam ilahi ditebarkan untuk menasehati. Pendengar pun merasakan petuah itu berbobot dan bermakna. Seakan siraman itu membuatnya makin dekat dengan hakikat hidup berbasis ibadah.
Namun kadang apa
yang disampaikan indah itu terasa hambar. Sebab apa yang diucapkan belum mampu
dijalani dan hanya menjadi buah bibir. Disitulah nasehat untuk diri sendiri itu
menjadi penting. Merubah diri dengan lebih baik dari apa yang akan dinasehatkan
kepada orang lain.
Menasehati berarti
menyirami. Menyirami nasehat untuk dirinya dan untuk yang lain. Semua akan terasa
alamiah bahwa apa yang dinasehatkan selalu diingat dan malu jika dilanggar. Disinilah
hakikat berlatih hidup baik dengan penuh nasehat. Inti dari saling menasehati
akan selalu ada. Dan jangan berhenti memberi nasehat. Niscaya dunia akan
menjadi sehat.*)