Pesan para Kyai memang harus diikuti. Sebab beliau adalah pewaris mahkota para Nabi. Jelas saja. Ajaran inilah yang selalu diikuti oleh para santri.
Shalat berada tepat di depan Ka'bah semula hanya impian. Namun saat itu menjadi kenyataan, pasti tidak ada yang disia-siakan. Yang demikian itu baru kurasakan tepat pada Senin, 15 Januari 2018.
Pertama kali kulihat Ka'bah, air mata begitu derasnya tak tertahan. Demikian pula istriku yang berada tepat di sampingku di saat pertama kali melaksanakan umroh yang pertama. Kutatap juga 120 jamaah yang lainnya sama-sama menangis.
Disitulah kekecilan diri manusia berada. Keislaman yang disempurnakan di atas keagungan Allah Swt di depan Baitullah. Allah lah yang Maha Besar. Lantunan talbiyah pun berhenti terganti dengan langgam istighfar menyerahkan pengakuan dosa.
Saat tawaf dimulai, air mata tak lagi bisa terbendung di awal melihat hajar aswad penuh rindu. Belum lagi magnet pintu Ka'bah yang indah, makam Ibrahim, hijr ismail, rukun yamani dan kiswah yang mempesona dengan ribuan orang bersama menghamba.
Rasa capek dan pegal selama perjalanan dari Bandara A Yani hingga pintu Masjidil Haram hilang seketika saat melihat keagungan Baitullah. Disitulah tepat saatnya mengoperasikan berpikir positif dan menghilangkan pikiran negatif. Sebab posisi saya berada dekat Baitullah.
Semua doa kupanjatkan. Titipan doa juga kusampaikan. Semuanya dipasrahkan pada Sang Penguasa Alam, Allah Swt.
Sudah waktunya berpikir positif.
@mrikzachamami
#makkah
#makkah
No comments:
Post a Comment