
Habib menjawab:
“Berkah itu mutlak milik Allah Swt”. Beliau melanjutkan bahwa ngalap berkah
kepada orang-orang yang dekat kepada Allah Swt, maksudnya ngalap berkah
kepada orang yang telah mendapatkan berkah dari Allah Swt, sehingga hidupnya
berkah, banyak amalannya.
Karena itulah selain
hidupnya berkah, ilmu yang diajarkan juga membawa berkah. Terbukti dengan
banyaknya murid yang mengikuti jejaknya dan murid itu pun mengajarkan ilmunya
kepada murid-muridnya hingga seterusnya. Kalau berziarag kepada auliya’
atau para wali, jangan lupa, bahwa yang utama adalah belajar mengoreksi diri
atau instropeksi diri.
Pertama, kita patut merenung tentang pemilik makam yang kita
ziarahi. Meski sudah dikubur, namun beliau tetap mendapat kehormatan dari
keluarga, para murid serta umat Islam. Diantara buktinya adalah dikunjungi dan
dido’akan.
Kedua, kita harus ingat, ketika melihat makam tersebut,
kita juga sadar bahwa kita juga nantinya akan menemui ajal, sebagaimana pemilik
makam itu. Jadi, yang terpenting, apakah kita sudah menyiapkan bekal untuk
menuju alam akhirat.
Ketika di makam itu,
bacalah al-Qur’an, dzikrullah dan shalawat. Pahala-pahala bacaan itu semoga
menjadi penyebab turunnya rahmat Allah Swt. Diharapkan, pahala bacaan itu akan
menambah pahala kepada orang yang diziarahi dan nantinya juga akan mengalirkan
pahala kepada yang menziarahi. Itulah diantaranya hikmah yang dapat kita petik
dari ngalap berkah di makam para wali.
Enak sekali
mendengar kalimat bijak seorang Mursyid tarekat mu’tabarah ini. Sehingga tidak
ada salahnya jika para santri melaksanakan tabarrukan dengan ziarah ke makam
para wali dan tentunya mengingat dua pesan dari Ndoro Habib dimaksud tadi.
No comments:
Post a Comment