Terungkapnya kasus
“penelantaran”lima anakdi Perumahan Citra Grand, Cibubur, Jakarta Timur oleh
salah seorang dosen sangat memalukan dunia pendidikan. Apalagi hal ini
dilakukan secara bersama-sama sang Ibu yang bergelar sarjana.
Rumah yang nampak mewah dari luar ternyata menjadi lusuh dan berantakan saat
digerebek oleh aparat bersama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Ini menjadi catatan penting bagi masyarakat Indonesia tentang pentingnya hak
asuh anak dan kemampuan orang tua memberikan hak pendidikan pada anak.
Seharunya akademisi
yang berkiprah di dunia pendidikan memberi tauladan yang baik dalam mendidik
anak-anaknya. Namun justru ini terjadi berbalik dengan membuat keluarganya
berantakan dan tidak terurus. Yang sangat memilukan lagi saat aparat menyatakan
bahwa akademisi dimaksud positif dinyatakan mengkonsumsi sabu-sabu. Artinya
bahwa kehidupan yang selama ini berjalan memang sudah mengalami ketidaknormalan
akibat pengaruh sabu-sabu.
Dari peristiwa
ini paling tidak ada empat hal pokok yang perlu diperhatikan, yakni: peran
orang tua, hak mengasuh anak, kewajiban mendidik anak dan membahagiakan masa
depan anak. Hidup di lingkungan keluarga memang membutuhkan banyak strategi
dalam membangun keluarga sukses. Yang dimaksudkan adalah sebuah lingkungan
keluarga yang harmoni, nyaman, mandiri, berkepribadian dan bersosialisasi
dengan lingkungan. Untuk mencapai itu semua, komunikasi antara orang tua dengan
anak perlu dijaga dengan baik. Termasuk mengenalkan anak-anak pada lingkungan.
Mendidik Anak
Disinilah peran
orang tua itu menjadi sangat penting. Di usia anak-anak dan remaja, buah hati
sangat membutuhkan perhatian khusus dari orang tua. Sebab orang tua selalu
menjadi kiblat bagi anak-anaknya dalam bertutur, berperilaku dan berproses.
Maka saat itulah orang tua diharapkan selalu berperan aktif dalam memberikan
curahan kasih sayangnya. Sehingga orang tua berperan sebagai guru, instruktur,
motivator dan teman bermain bagi anak-anaknya.
Pola semacam
ini dibangun agar hak mengasuh anak berjalan dengan baik. Untuk mengasuh anak
membutuhkan ketrampilan khusus agar anak merasa nyaman dan mendapatkan
pengalaman positif selama hidupnya. Sebab anak merupakan kader penerus orang
tua yang lahir atas kehendak orang tuanya, maka darah daging yang menyatu itu
sudah seharusnya diasuh dengan baik. Jika ada orang tua yang tega untuk
menelantarkan anaknya, maka ini menjadi sangat tidak normal.
Sebagai orang
tua, kewajiban mendidik anak menjadi sangat mutlak. Mendidik tidak hanya
sekedar mengasuh, tetapi memberikan pengetahuan, meletakkan dasar perkembangan
sikap, ketrampilan dan daya cipta anak. Sebab pada masa anak-anak sangat peka
terhadap rangsangan dari lingkungan guna menunjangan perkembangan jasmani dan
rohani. Keberhasilan orang tua mendidik anak-anaknya akan berdampak pada arah
masa depan anaknya.
Proses panjang
mendidik anak itu tidak ada lain arahnya kecuali untuk membahagiakan masa depan
anak. Dalam kehidupan modern ini, tantangan anak sangatlah kompleks. Anak pada
masa remaja dan dewasanya kelak dihadapkan dengan arus globalisasi, pasar bebas
dan kompetisi lulusan yang berkualitas. Maka menyiapkan masa depan anak dengan
ilmu pengetahuan dan ketrampilan menjadi sebuah keniscayaan bagi orang tuanya.
Dalam rangka mengawal masa depan anak, curahan kasih sayang dengan mengasuh,
mendidik dan mengarahkan masa depan cerah itulah yang sangat dibutuhkan.
Butuh Kreatifitas
Usia anak sangat
membutuhkan pendampingan dari orang tuanya saat di rumah dan butuh arahan dari
guru jika sudah di sekolah. Orang tua dan guru dalam posisi ini sangatlah
penting untuk menumbuhkan kreatifitas anak. Sebab kreatifitas anak selanjutnya
akan mengantarkan kejelian anak dalam merespon dan menyelesaikan semua masalah
yang dihadapinya.Namun demikian, masih ada tiga kendala-kendala yang harus
dihadapi dalam menumbuhkan kreatifitas anak.
Pertama,
kendala internal anak. Anak memang memiliki karakter yang berbeda-beda. Akan
tetapi semua karakter itu perlu diarahkan agar tetap tumbuh jiwa kreatif. Kedua,
kendala pola asuh orang tua. Cara mengasuh orang tua akan ikut mempengaruhi
kreatifitas anak. Maka anak yang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan asuhan
yang baik akan cepat menangkap kreatfitas. Namun sebaliknya, bagi anak yang
dibiarkan tanpa asuhan cenderung tidak percaya diri dan pasif. Dan ketiga,
kendala sistem pendidikan. Kendala terakhir ini perlu dipecahkan dengan menata
komunikasi baik antara orang tua dan guru.
Berangkang dari
peristiwa penelantaran anak di atas, maka ini menjadi pengalaman berharga bagi
semuanya, terutama bagi orang tua. Jangan sampai hal ini terjadi kembali,
karena anak membuat anak-anak tidak memiliki curahan kasih sayang dan jauh dari
masa depan cerah. Maka tepat sekali ketika pemerintah mengambil alih hak asuh
anak agar diberikan solusi positif dalam mendidik dan membuat masa depannya
makin bermakna.
Satu hal lain
yang perlu ditegaskan bahwa pengendalian diri orang tua dari jeratan narkoba,
ekonomi (hutang piutang) dan problem kantor yang dibawa ke rumah juga perlu
ditata dengan baik. Narkoba sudah menjadi musuh dunia, jadi orang tua perlu
menyelamatkan anaknya dari penggunaan narkoba ini. Termasuk masalah di luar
keluarga (ekonomi dan kantor) tidak perlu ditunjukkan di depan anak-anaknya.
Ini semua untuk meneguhkan kasih sayang orang tua untuk anak tercinta dalam
menggapai masa depan cerah.*)
No comments:
Post a Comment